Perkawinan Makro


Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai perkawinan makro. Setelah sebelumnya telah dibahas mengenai kamar pengantin Tuhan dimana yang melakukan perkawinan ialah Tuhan dengan mahluknya. Maka dalam tulisan kali ini akan lebih membahas tentang perkawinan Makro. Mengapa perkawinan makro? Menurut Ibnu Al-Arabi yang dikutip oleh Sachiko Murata dalam buku The Tao of Islam perkawinan makro ini ialah perkawinan yang melibatkan segalanya diantaranya Tuhan, manusia dan alam semesta. Segala hal yang ada di alam ini melakukan perkawinan dimana hasil dari perkawinan tersebut akan melahirkan sesuatu yang lain. Dan yang menjadi playmaker dalam perkawinan makro ialah manusia.


Dalam bab Perkawinan Makro ini pula Ibn Al-Arabi juga menjelaskan tentang tiga tingkatan perkawinan yaitu Perkawinan Indrawi, Supra-Indrawi dan Perkawinan Ilahiah, namun dalam tulisan ini tidak akan dibahas secara mendalam. Qunawi yang merupakan murid dari Ibnu Al-Arabi menjelaskan lebih spesifik tentang perkawinan Makro. Ia menyebutkan ada lima tingkatan perkawinan. Yang pertama ialah Perkawinan Tak Terlihat yang merupakan perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang di dalam seksualitas itu akan sampai kepada penyingkapan yang Tak Terlihat itu. yang hasil dari penyingkapan tersebut akan ditiupkan ruh dari-Nya.


Perkawinan Ruhaniah adalah tingkatan perkawinan kedua yang hasil dari pernikahan ini yang akan menghantarkan jiwa kepada akal aktif. Anak dari hasil perkawinan ini akan memiliki potensi yang akan tercermin dari kedua orang tuanya.


Perkawinan ketiga adalah Perkawinan Alamiah dimana perkawinan ini walaupun yang mendasari ialah syahwat dalam diri laki-laki dan perempuan karena sebagaimana manusia itu memiliki syahwat, namun dalam perkawinan ini tetap terjadi penyingkapan sebuah ruh kesucian dalam perkawinan yang kelak akan menghantarkan pada tingkatan Perkawinan Ruhaniah dan Perkawinan Tak Terlihat.


Kemudian tingkatan perkawinan keempat ialah Perkawinan Elemental yang rendah. Yang mana pernikahan ini hanyalah didasari untuk memenuhi hasrat semata. Dan yang tingkatan terakhir ialah Perkawinan dalam tingkatan persepsi manusia, yang berarti perkawinan ini hanyalah berkaitan dengan manusia sebagai makrokosmos jadi bergantung bagaimana manusia memahami perkawinan.


Manusia yang bertindak sebagai playmaker dari Perkawinan Makro, yang dimana hasil dari perkawinan ini akan melahirkan anak (sesuatu yang lain), sangat bergantung pada seperti apa orang tuanya (manusia) karena segalanya akan tercermin tentang bagaimana manusia memahami perkawinan tersebut. Maka dari itu perlunya kita untuk menjaga kehati-hatian dalam bertindak karena setiap tindakan ini adalah perkawinan yang berarti kesucian itu pula yang kelak akan kita pertanggung-jawabkan di hari kemudian.


Pondok Ansika, 06 April 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yusuf & Zulaikha karya Hakim Nuruddin Abdurrahman Jami

Engkau