Yusuf & Zulaikha karya Hakim Nuruddin Abdurrahman Jami


Adalah buku yang ditulis oleh Hakim Nuruddin Abdurrahman Jami seorang sastrawan dari Afghanistan, buku ini menceritakan tentang kisah Nabi Yusuf as. Dan Zulaikha salah satu perempuan yang pernah berada di sisi Yusuf. Berbeda dengan referensi lain yang pernah saya baca, buku ini lebih banyak mengisahkan tentang Zulaikha sang Pecinta yang dengan tulus mengikuti jalan cinta sehingga pada akhirnya ia akan mencapai si tercinta.

Zulaikha seorang putri kesayangan dari raja yang bernama Taimus di dalam tidurnya bermimpi melihat sosok yang sangat mengagumkan dan iapun jatuh cinta terhadap sosok yang dilihatnya di dalam mimpinya yang tidak lain ialah Yusuf. Hingga membuatnya tersiksa karena  sosok yang mebuatnya kagum hanya ada dalam mimpinya. 
Berhari-hari Zulaikha mengalami penderitaan itu hingga akhirnya ia mendapatkan sebuah petunjuk bahwa yang dicintainya ialah seorang Wazir agung Mesir namun ada kesalah-pahaman memaknai mimpinya. 
Ia akhirnya menikah dengan wazir agung tersebut dengan penuh keterpaksaan hanya satu harapan yang membuatnya bertahan ialah ketika ia tengah jatuh dan terpuruk lagi-lagi ia mendapatkan petunjuk, malaikat kerahasiaan berkata padanya “Bangkitlah, wahai gadis malang! Petakamu akan berlalu. Wazir itu mungkin bukan hasrat hatimu, tetapi tanpa si Wazir itulah engkau tak akan mencapai tujuanmu, dan akhirnya menatap keindahan sahabatmu ini. Janganlah engkau lari dari lingkungan si Wazir… “

Yusuf merupakan sosok yang sering hadir dalam mimpi Zulaikha yang tidak lain ialah anak dari Nabi Ya’kub bermimpi lalu menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya “Aku bermimpi melihat matahari, bulan dan sebelas bintang yang bersinar bersujud bersama-sama di hadapanku dan memberi hormat padaku dan memberi hormat padaku”. Yang ternyata arti dari mimpi tersebuat ialah kelak Yusuf akan menjadi seseorang yang memiliki kedudukan tinggi. Ya’kub melarang Yusuf untuk menceritakan hal tersebut kepada saudara-saudara karena akan membuat kecemburuan mereka terhadap Yusuf. Namun Yusuf menceritakan hal tersebut kepada satu orang. Rahasia yang diketahui lebih dari dua orang, sama saja diketahui oleh semua orang.
Rasa benci saudara-saudara Yusuf terhadap Yusuf semakin besar. Mereka merencanakan akan mengasingkan Yusuf. Mereka akhirnya membuang Yusuf ke dalam sumur. Yang ternyata membawa Yusuf sampai ke istana Zulaikha karena ia akhirnya dibeli oleh Zulaikha sebagai budak.

Betapa senangnya Zulaikha di kala sang hasrat hati telah tinggal bersamanya, namun di sisi lain ia juga merasakan kesedihan karena Yusuf tak pernah mau melihat wajahnya, Yusuf selalu menundukkan pandangannya jika Zulaikha ada di depannya.

Berbagai macam cara dilakukan oleh Zulaikha untuk memikat hati Yusuf. Namun tetap saja ia jatuh pada kegagalan. Yusuf berkata “…lenyapkan pikiran bahwa aku dapat melanggar perintah Tuhan, dan bahwa terdorong oleh hawa nafsu penuh dosa, aku bahkan dapat memulai jalan penghianatan yang menggelincirkan. Wazir agung itu memperlakukanku seperti anaknya sendiri, dan mempercayakan rumah tangganya pada kesetiaanku. Betapa mungkin aku menghianatinya!”  Yusuf juga lebih memilih untuk masuk ke dalam penjara.

Di dalam penjaralah Yusuf menakwilkan mimpi sang Wazir agung hingga ketika sang Wazir agung meninggal dunia Yusuf lah yang menggantikan kedudukannya sebagai Wazir agung di Mesir. Pun dengan Zulaikha yang telah kehilangan segala sesuatu, rumahnya tidak lagi mempunyai kebanggaan suaminya, hatinya yang sakit karena Yusuf belum tersembuhkan. Berkatalah Zulaikha “Wahai Wujud Yang Suci, yang membuat raja menjadi budak rendah, dan memahkotai seorang budak dengan mahkota raja”

Kegembiraan apakah yang lebih besar bagi seorang pecinta daripada ketika si tercinta akhirnya menyambut cintanya. Dan pada akhirnya ia diizinkan masuk ke dalam keakrabannya? Disana ia dapat duduk dengan si tercinta dan melepaskan beban hatinya, serta dapat membuka rahasianya yang paling dalam dan mengingat masa silam.

Zulaikha dalam buku ini dikisahkan sebagai perempuan yang sangat terobsesi pada sosok Yusuf dan sangat mendambakan cintanya. Hingga ia jatuh dan dalam kejatuhannya itulah ia akhirnya mendapatkan cinta yang sesungguhnya. Cinta dari Sang Pemilik Cinta. Yusuf hanyalah bagian kecil dari Keindahan-Nya. Keindahan-Nya selalu suci dari jejak ketidaksempurnaan.

Dalam buku ini pula disematkan kisah seorang perempuan di kerajaan Mesir bernama Bazigah. Ia juga menyimpan kekaguman terhadap Yusuf. Bedanya dengan Zulaikha ialah melalui Yusuf Bazigah lebih cepat menemukan cinta dari Sang Pemilik Cinta yang lalu melepaskan segala kecintaannya terhadap segala pandangan duniawi dan mengabdikan dirinya kepada ketakwaan.

Ada sisi lain yang dapat kita lihat dari buku ini. Bukan hanya menunjukkan ketakwaan Yusuf melalui Zulaikha. Namun ada beberapa hal yang dapat diteladani dari sosok Zulaikha.. Misalnya dalam hal ia akhirnya menemukan Tuhan yang notabenenya ia adalah seorang penyembah berhala. Atau kesetiaannya terhadap Yusuf yang telah ia cintai terlebih dahulu dan menapikan orang lain termasuk Wazir Agung yang menikah dengannya karena sebuah kesal-pahaman terhadap mimpinya. Ia tetap menjaga kesuciannya untuk seseorang yang telah lebih dulu ia cintai. Walaupun dalam usaha untuk menggapai cintanya ia melakukan cara yang kurang baik. Akan tetapi siapa yang dapat menahan cinta terhadap Yusuf yang sangat mendalam, sosok yang keindahan wajahnya adalah sesuatu yang paling indah. Yang keindahannya membuat keindahan lain menjadi lenyap bila dihadapkan padanya.

Zulaikha melalui mimpinya diperlihatkan sosok Yusuf yang begitu indah yang kelak akan mengantarkannya pada cinta yang sesungguhnya merupakan sebuah pencapaian, hal tersebut tidak akan terjadi pada seorang yang mempunyai kualitas jiwa yang tidak seberapa. Jelas ini tidak terlepas dari ikhtiar yang dilakukan oleh Zulaikha yang dari referensi lain digambarkan sebagai seorang perempuan yang cerdas. Yang ketika usaha-usaha yang dilakukannya dalam menggapai cinta Yusuf mengalami kegagalan Zulaikha memberi protes terhadap berhala yang ia sembah. Krang lebih seperti ini redaksi katanya “Mengapa engkau tak dapat mendorong pintu tersebut agar tak dapat terbuka sementara Tuhan lain sedang berusaha untuk membukanya?” Dari situlah muncul keraguan terhadap berhala yang ia sembah yang ternyata tak punya daya atas kekuasaan Tuhan yang disembah oleh Yusuf.

Pondok Ansika, 28 Maret 2018

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Engkau

Perkawinan Makro